STADIUM GENERAL
JAVARA
PENDEKATAN
KEWIRAUSAHAAN UNTUK KEBERLANJUTAN PERTANIAN INDONESIA
Disusun Oleh :
1. Ellisa
Ratna Dewi (118101083)
2. Daniar
Dwi Pratiwi (118101093)
3. Maulida
Dwi S (118104102)
Program Studi Ilmu Komputasi
Fakultas Sains
Institut Teknologi Telkom
2013
BAB
I
SEKILAS
TENTANG JAVARA
A.
Latar
Belakang
Upaya
melawan efek buruk makanan cepat saji atau fast food terus menguat. Namanya
gerakan slow foos. Berawa dari Italia, gerakan itu kini sudah menyebar hingga
150 negara. Di Indonesia, salah seorang penggeraknya adalah Helianti Hilman.
Pada 1980-an,
gerai-gerai restoran fast food dari Amerika Serikat (AS) menyerbu Eropa. Salah
satunya McDonald’s. Restoran dengan produk utama hamburger itu masuk ke Roma,
ibu kota Italia, pada 1986. Ketika itu, beberapa kalangan mulai mengkritisi
globalisasi fast food yang dituding menyajikan makanan tidak sehat. Bahkan pada
perkembangannya, sebagian orang menyebut fast food dengan istilah junk food
atau makanan sampah.
Adalah Carlo Petrini
yang waktu itu bersuara lantang menentang masuknya McDonald’s di Italia. Dia
merupakan seorang jurnalis dan kolumnis berpengaruh yang biasa menulis artikel
tentang kuliner di beberapa media Italia. Aksi Petrini itu, rupanya, menarik
perhatian publik Eropa. Karena itu, pada 1989, dia bersama puluhan orang dari
15 negara berkumpul di Paris, Prancis, lalu memproklamasikan gerakan Slow Food
International. Lambangnya unik, keong atau siput berwarna merah. Keong itu
digunakan sebagai representasi makhluk yang bergerak slow atau pelan.
Sejak itu, gerakan
tersebut terus meluas di berbagai belahan dunia. Masyarakat di negara-negara
maju di Eropa dan AS yang memiliki kesadaran tinggi tentang kesehatan makanan
menjadi pelopornya. Kini gerakan Slow Food sudah menyebar tidak hanya di negara
maju, tapi juga di negara berkembang bahkan hingga negara-negara miskin di
Afrika. Total, sudah ada lebih dari 100 ribu anggota yang tersebar di 150
negara. Atas gerakan revolusionernya dalam bidang pangan itu, majalah TIME
memasukkan Carlo Petrini dalam jajaran Heroes of The Year 2004.
"Di Indonesia,
gerakan Slow Food juga mulai tumbuh. Awalnya dipelopori para ekspatriat (orang
asing yang tinggal di Indonesia, Red), tapi kini sudah makin banyak warga
sendiri yang bergabung. Ini sangat positif," ujar Helianti Hilman kepada
Jawa Pos (grup Radar Lampung) di counter-nya, kawasan Kemang, Sabtu (20/10).
Helianti merupakan salah seorang pelopor gerakan Slow Food di Indonesia.
Kini dia menjadi chairwoman Slow Food Convivium Kemang. Organisasi Slow Food
memang terdiri atas kelompok-kelompok lokal yang disebut convivium yang
dipimpin seorang chairman atau chairwoman. Karena itu, dalam satu negara bisa
terdapat beberapa convivium yang masing-masing langsung menginduk pada
organisasi pusat Slow Food International di Kota Bra, Italia. Ibu seorang putra
itu menyebutkan, Slow Food kali pertama didirikan di Indonesia pada 2006 oleh
Gregory Ernoult, seorang ekspatriat yang berprofesi sebagai chef atau koki.
Ketika itu, Ernoult yang
berdomisili di kompleks Lippo Karawaci, Tangerang, mendirikan Slow Food
Convivium Karawaci. Namun, perkumpulan itu tidak berlanjut karena Ernoult
pindah ke Singapura. Peraih gelar master di bidang hukum dari King’s College,
London, Inggris, yang kini menekuni profesi sebagai konsultan dan pengusaha di
bidang produk pangan itu mulai tertarik dengan gerakan Slow Food pada 2010.
Sejak itu, dia langsung mendaftarkan diri sebagai anggota Slow Food
International. Baru pada awal 2012, Helianti membentuk Slow Food Convivium
Kemang.
BAB II
KEWIRAUSAHAAN PERTANIAN
A.
Pengertian
Kewirausahaan
Meskipun
belum ada terminologi yang sama tentang kewirausahaan (enterpreneurship), namun
pada umumnya pemahaman dasar kewirausahaan mengarah kepada hakikat yang sama,
yaitu peningkatan kualitas hidup manusia. Peningkatan kualitas hidup melalui
kewirausahaan merujuk pada sifat, ciri-ciri, dan watak yang melekat pada
seseorang untuk memiliki kemauan yang keras untuk mewujudkan wawasan yang
inovatif ke dalam kegiatan usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya dengan
tangguh. Dengan demikian, maka jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang
memiliki perilaku kreatif, inovatif, menyukai perubahan dan kemajuan, berani
mengambil resiko, dan menerima tantangan.
Rumusan
kewirausahaan (enterpreneurship) yang berkembang sekarang
kebanyakan berasal dari Schumpeter (1934), dimana dikatakan bahwaenterpreneueship adalah
pengusaha yang melaksanakan kombinasi baru dalam bidang teknik dan komersial ke
dalam bentuk praktik. Dalam hal ini kewirausahaan merupakan fungsi dari
pengusaha yang mengenalkan dan melaksanakan kemungkinan baru dalam bidang
perekonomian.
Adapun
kemungkinan-kemungkinan baru yang dikembangkan Schumpeter adalah:
1.
Memperkenalkan produk baru atau kualitas
baru suatu barang yang belum dikenal oleh konsumen.
2.
Melaksanakan suatu metode produksi baru
dari suatu penemuan ilmiah baru, dan cara-cara baru untuk menangani suatu
produk agar lebih mendayagunakan keuntungan.
3.
Membuka suatu pemasaran baru, baik pasar
yang belum pernah dimasuki cabang industri yang bersangkutan atau sudah ada
pemasaran sebelumnya.
4.
Pembukaan suatu sumber dasar baru, atau
sumber-sumber barang setengah jadi, atau sumber yang masih harus dikembangkan.
Dalam menegaskan
pandangannya Schumpeter mengemukakan bahwa fungsi pengusaha bukan pencipta atau
penemu kombinasi baru, akan tetapi lebih merupakan pelaksana dari kombinasi
yang kreatif. Pengembangan kewirausahaan lebih banyak ditujukan kepada
pengusaha untuk memiliki karakter-karakter unggul dalam meningkatkan kualitas
hidupnya melalui perusahaan yang dijalankannya. Pengembangan aspek perusahaan
banyak ditujukan untuk memperbaiki dan mengembangkan manajerial perusahaan
termasuk fungsi produksi, keuangan, pemasaran, serta fungsi manajemen dan
organisasi.
Kewirausahaan adalah
semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif
terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan
yang lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat
dan menerapkan cara kerja yang efisien melalui keberanian mengambil resiko,
kreativitas, dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Pengertian di atas mencakup esensi
kewirausahaan, yaitu tanggapan positif terhadap peluang untuk memperoleh
keuntungan bagi diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan
dan masyarakat. Kewirausahaan juga merupakan cara yang etis dan produktif untuk
mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positip
tersebut. Semangat, perilaku, dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu
sama lain, dan atas dasar itu wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan
yaitu, wirausaha awal, wirausaha tangguh, dan wirausaha unggul.
B.
Peran Wirausaha
Tanggung
jawab seorang wirausaha tidak hanya untuk kemajuan dan kepentingan pribadinya,
akan tetapi berusaha untuk mengembangkan masyarakat dan bangsanya. Wirausaha
birokrat (Bureaucratic Entrepreneur) bukan berarti para
birokrat harus mengelola dan memiliki perusahaan, melainkan para birokrat
menjalankan fungsinya untuk dapat mengayomi dan melayani masyarakat dengan
mengerahkan segala sumberdaya yang dimiliki untuk mendukung pekerjaannya agar
masyarakat menjadi aman dan nyaman, lebih sejahtera dan hal itu diwujudkan
dengan pelayanan yang lebih cepat, murah, dan secara kondusif dapat memperkuat
perekonomian secara umum.
Dengan demikian, peran wirausaha secara lebih khusus dapat
dilekatkan dengan tugas yang digelutinya. Wirausaha yang perilaku dan
kemampuannya lebih menonjol dalam memobilisasi sumberdaya dan dana, serta
mentransformasikannya menjadi output dan memasarkannya secara efisien lazim
disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya wirausaha yang
perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreatifitas, inovasi serta
mengantisipasi dalam menghadapi resiko lazim disebut Innovative
Entrepreneur.
Jiwa
kewirausahaan adalah kemampuan afektif (soft skill) dalam
berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) dan kemampuan dalam
mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill) untuk
mengembangkan peluang bisnis, mengumpulkan dan mengoptimalkan
sumberdaya yang dibutuhkan untuk memperoleh manfaat, keuntungan dan nilai
tambah.
Dengan
demikian, kewirausahaan merupakan proses berpikir dan bertindak untuk melakukan
sesuatu yang baru, baik membuat sesuatu yang sama sekali baru, maupun
mengembangkan yang sudah ada sehingga dihasilkan nilai tambah yang dapat
meningkatkan laba usaha, mempebaiki kinerja, dan menambah pendapatan. Dalam hal
ini fungsi utama kewirausahaan adalah memobilisasi sumberdaya, mendinamisasi
proses sehingga menjadi lebih efisien, lebih efektif, lebih produktif, dan
lebih menguntungkan serta lebih memberikan keberhasilan usaha.
C.
Kewirausahaan Dalam
Bidang Petanian
Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di
Indonesia. Pertanian pula yang menjadi penentu ketahanan, bahkan kedaulatan
pangan. Namun, sektor pertanian sebagai salah satu faktor yang mengindikasikan
tingkat kesejahteraan dan peradaban suatu bangsa, kini semakin tidak diminati
generasi muda. Banyak yang mengidentikkan dunia pertanian dengan pekerjaan
kelas rendahan. Adanya usaha yang sistemik dan sistematik untuk mengembangkan
sektor pertanian sebagai basis usaha ekonomi, industri, dan bisnis kreatif,
integrasi mata rantai industri hulu-hilir, juga merupakan upaya yang harus
segera diwujudkan. Sementara
itu, Ir. Tri
Wibowo
Susilo, M.B.A., Direktur Utama Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia
(GAPMMI), mengatakan hingga saat ini sebagian besar kebutuhan pangan Indonesia
masih dipenuhi dengan produk-produk pertanian impor. Sebagai contoh, untuk
memenuhi kebutuhan pangan tempe-tahu, Indonesia masih harus mengimpor sekitar 1
juta ton kedelai. Sementara untuk industri susu, masih mengimpor bahan baku
kurang lebih 150 juta ton. Pemenuhan kebutuhan tepung dan telur bahkan masih
sepenuhnya (100%) mendatangkan dari luar negeri.
Kenyataan ini menunjukkan kalau
sebenarnya masyarakat kita sudah terjebak dan terbuai dalam budaya yang serba
instan, lebih memilih yang sudah ada daripada repot-repot mengolahnya sendiri.
Padahal, Indonesia merupakan negara yang kaya dan memiliki peluang yang cukup
besar untuk bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri
Pada kenyataannya para
petani muda menghadapi beberapa permasalahan untuk melangkahkan kaki menjadi
wirausaha baru, yaitu:
1. Para
petani pada umumnya lebih fokus pada usaha di sektor on farm (budidaya),
tapi lemah di sektor off farm (pemasaran dan pengolahan hasil
pertanian).
2. Para
petani di perdesaan belum banyak mendapatkan pelatihan kewirausahaan yang memadai
agar mereka menjadi petani muda wirausaha.
3. Belum
ada pedoman atau panduan yang secara khusus dapat dijadikan acuan untuk
menumbuhkan para petani menjadi petani wirausaha.
D.
Petani
Wirausaha
Petani
wirausaha adalah petani yang berpikir dan bertindak untuk mengembangkan hal-hal
yang lebih baik dari apa yang dikerjakannya selama ini, sehingga hasil
pertaniannya dapat lebih menguntungkan. Misalkan dengan mengembangkan
teknik-teknik produksi yang lebih baik melalui penerapan teknologi baru yang
pada akhirnya petani dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Untuk
menghasilkan petani wirausaha tentu memerlukan proses panjang, mulai dari
menyiapkan sumberdaya manusianya hingga sumberdaya pendukung seperti
ketersediaan dana dan sarana dan prasarana pelatihan yang memadai. Potensi
sumberdaya petani sangat besar, hal itu dapat dilihat dari tenaga kerja yang
diserap di sektor pertanian mencapai 40.491.257 orang pada tahun 2010. Dari
jumlah tersebut sebanyak 14.081.620 orang adalah petani muda yang berusia
antara 15 – 34 tahun.
Untuk
lebih memudahkan proses penumbuhan petani muda wirausaha, maka perlu ada
batasan umur, sehingga program penumbuhan dan pembinaan dapat dilakukan secara
optimal. Oleh karena itu, petani wirausaha yang dimaksud dalam program
penumbuhan petani wirtausaha ini adalah generasi muda pertanian yang berusia
18-40 tahun, memiliki semangat berwirausaha, mengelola dan mengembangkan usaha
agribisnis secara kreatif, inovatif, dan profesional memiliki jejaring usaha
secara luas dan berwawasan global.
Petani
wirausaha sebagai anggota keluarga
berperan sebagai generasi penerus yang mampu menjamin kesejahteraan keluarga
dengan mengembangkan usahatani sebagai mata pencaharian. Untuk itu, petani muda
perlu disiapkan sebaik mungkin sebagai generasi muda penerus pelaku utama dan
pelaku usaha pertanian masa depan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan dalam mengembangkan berbagai usaha agribisnis.
Sebagai
sumberdaya manusia yang potensial, petani muda wirausaha berperan menjadi insan
sosial yang bertanggung jawab atas segala sikap dan tindakannya dan menjadi
individu yang memiliki kepemimpinan pertanian serta berperan aktif dalam
berbagai bidang pembangunan, khususnya di bidang pertanian.
Oleh
karena itu, pengembangan petani wirausaha adalah upaya peningkatan kompetensi
petani muda dalam mengakses teknologi, modal, pasar dan manajemen sehingga
menjadi petani wirausaha mandiri yang inovatif, kreatif, mampu bersaing,
berwawasan global dan profesional.
BAB III
KUNCI SUKSES DALAM PENINGKATAN
PERTANIAN
A.
Kunci Sukses Bercocok Tanam
Wiragatama itu merupakan istilah yang maspary gunakan untuk memudahkan
dalam mengingatnya saja yang merupakan penggalan dari suku kata WI-RA-GA-TA-MA.
Yang masing-masing suku kata merupakan singkatan atau kependekan dari kata
tertentu.
1. WI adalah wiji atau bibit. Kunci utama
dalam budidaya adalah mempunyai bibit yang berkualitas. Kita harus ketahui
benar ciri khas atau karateristik bibit yang akan kita tanam tersebut. Menurut
pengalaman maspary perlakuan apapun yang akan kita berikan kepada tanaman kita
selama bibitnya tidak baik niscaya tidak akan membuahkan hasil yang maksimal.
Jadi sekali lagi kunci utama sukses budidaya adalah mempunyai bibit yang
berkualitas.
- RA adalah rabuk. Rabuk merupakan bahasa jawa yang berarti pupuk. Dalam pengertian ini kita harus paham benar berapa jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh tanaman kita. Selain itu juga jenis pupuk apa yang disenangi oleh tanaman yang sedang kita budidayakan. Menurut Gerbang Pertanian secara luas poin yang kedua ini juga meliputi tentang kesuburan tanah kita. Bahwa petani harus mengetahui berapa tingkat kesuburan tanahnya yang akan digunakan untuk membudidayakan tanamannya. Karena pupuk ini sangat erat kaitannya dengan kesuburan tanah baik itu ditinjau dari kimia, biologi dan fisika tanah. Jangan perfikiran kalau pupuk itu hanya N, P dan K saja tetapi ada pupuk mikro, pupuk organik dan pupuk hayati (mikroorganisme tanah) dan semuanya itu tidak bisa dipisahkan ketika kita sedang berbudidaya.
- GA adalah kependekan dari garu. Dalam bahasa jawa garu adalah bajak atau alat untuk mengolah tanah sawah. Dalam arti luas garu adalah metode pengolahan tanah. Tanah merupakan media untuk tumbuh dan berkembangnya suatu tanaman. Pengolahan tanah sangat penting untuk mengaktifkan mikroorganisme dan memperbaiki aerasi tanah. Pengolahan tanah juga berfungsi untuk mengendalikan hama-hama yang berada dalam tanah termasuk telurnya. Menurut maspary yang dimaksud diolah juga berarti diperbaiki jadi setelah kita ketahui tingkat kesuburan tanah kita maka kita harus bisa memperbaikinya. Ga dalam arti luas adalah media tanam yang sesuai dengan kebutuhan tanaman kita. Jadi antara poin dua dan tiga sangat erat kaitannya.
- TA adalah tirta. Tirta adalah air. Lebih dari 90 % bagian tubuh tanaman adalah air sehingga air merupakan kebutuhan dasar dan wajib dalam budidaya tanaman. Akan tetapi bukan berarti kita membabibuta dalam penggunaan air. Rekan-rekanGerbang Pertanian harus paham benar berapakan tingkat/ kebutuhan air bagi tanaman kita. Sebagai contoh adalah padi. Padi memang butuh air yang lumayan banyak akan tetapi bukan berarti padi adalah tanaman air yang harus kita genangi setiap saat, kita rendam setiap waktu. Perakaran padi juga perlu bernafas sehingga perlu pengeringan secara berkala. Ta menurut maspary juga berarti tandur. Tandur berasal dari bahasa jawa yang berarti tanam. Kita harus mengetahui cara menanam tanaman yang akan kita budidayakan tersebut. Berapakan jarak tanamnya yang ideal, seberapa dalam benih atau bibit akan kita tanjapkan ketanah agar dapat tumbuh secara maksimal.
- MA adalah kependekan dari hama dan penyakit. Kalau poin yang ke lima ini saya kira rekan-rekan Gerbang Pertanian telah memahami semua. Karena hama dan penyakit merupakan penghambat yang nyata dan terlihat jelas menurunkan hasil bahkan menggagalkan panen kita. Sehingga sebagian besar rekan-rekan Gerbang Pertanian menitikberatkan perhatian lebih besar kepada hama dan penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit sebenarnya kita tidak bisa hanya mengandalkan dengan pestisida saja tetapi juga harus kita kombinasikan dengan poin satu sampai empat. Sebagai contoh dalam pengendalian penyakit patek atau anthraknosa pada tanaman cabe kita tidak bisa hanya mengandalkan dithane saja atau bionM saja, tetapi kita harus memuali memanagementnya dari awal. Bagaimana mengatur jarak tanam, pemberian pupuk, pengolahan tanah dan sebagainya. Demikian juga dalam mengendalikan penyakit layu pada cabe. Dari awal rekan-rekan sudah harus mengantisipasinya mulai dari pemberian PGPR, Trichoderma ataupun pengurangan penggunaan unsur N.
B.
Langkah Pertanian Dalam
Menghadapi Persaingan Global
Di
era globalisasi perdagangan komoditas pertanian akan menghadapi persaingan yang
semakin ketat. Penerapan praktik pertanian yang baik untuk memproduksi
komoditas pertanian yang bermutu tinggi, terjamin, aman, efisien, berwawasan
lingkungan, dan dapat dirunut kembali (traceable) asal-usul dan proses yang
dilalui sebelum diperdagangkan dan digunakan. Pedoman GAP (good agricultural
practice) merupakan seperangkat prinsip dan prosedur yang digali dari tradisi
pertanian yang ada dan adopsi gagasan dan inovasi untuk pembangunan yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan. GAP difokuskan pada kegiatan budidaya, pengolahan
primer komoditas pertanian dan penyimpanannya yang diperdagangkan dan digunakan
dalam industri makanan, pakan, obat, penambah rasa (flavor) dan parfum.
GAP
juga dapat diaplikasikan untuk berbagai sistem pertanian, termasuk pertanian
organik. Prinsip GAP adalah menyelaraskan secara bijaksana pengendalian hama
terpadu (integrated pest management?IPM0 dan pengelolaan tanaman terpadu
(integrated crop management). Hal yang bersifat sentral dan penting bagi GAP
adalah menyediakan jejak audit yang jelas, dengan penyelenggaraan dokumen yang
komprehensif untuk seluruh tahapan kegiatan budidaya, processing, dan
penyimpanan hasil atau bahan baku industri sehingga dapat dirunut kembali.
Implementasi GAP di Indonesia bergantung pada adanya pemahaman dan kesadaran
berbagai pihak terkait. Beberapa instansi yang terkait dengan litbang,
pembinaan dan pengawasan tanaman obat di Indonesia telah menyadari pentingnya
penerapan GAP di Indonesia. Rencana aksi sedang digarap dengan penyusunan SOP
(standar prosedur operasional), keberhasilan penerapannya sangat bergantung
pada pemahaman, kesadaran, dan minat pihak industri atau pengusaha mengenai
esensi GAP untuk menhdapi tantangan antisipasi pasar global.
A.
Langkah Konsumen
Meningkatkan Pertanian Indonesia
Produk pertanian dalam negeri berupa buah-buahan dan sayur
mayor yang berkualitas harus menjadi perhatian konsumen
cerdas yang paham perlindungan konsumen. Buah
dan sayur berkualitas hasil pertanian para petani Indonesia bisa anda temukan
baik di pasar tradisional dan pasar modern. Dengan membeli produk-produk
pertanian dalam negeri, kita turut membangun ketahanan pangan nasional. Selain
itu, para petani serta para pihak yang giat di bidang pertanian pun semestinya
mengikuti aturan-aturan yang berlaku dalam meningkatkan kualitas hasil
pertaniannya sehingga tidak merugikan para konsumen. Di
sisi lain, konsumen cerdas juga harus paham perlindungan konsumen yang
menjadi hak dan kewajibannya.
Selain
itu menurut data WTO menunjukkan bahwa dalam tahun 2000-2004 perdagangan produk
pertanian organik dunia telah mencapai nilai rata-rata US$ 17,5 milyar.
Diperkirakan pada tahun 2010 pangsa pasar dunia produk pertanian organik akan
mencapai US$ 100 milyar. Terdapat peningkatan preferensi konsumen terhadap
produk organik, secara umum tingginya tingkat pertumbuhan permintaan produk
pertanian organik di seluruh dunia mencapai rata-rata 20 % per tahun.
Permintaan
konsumen lokal terhadap beras organik cukup tinggi, alasan kesehatan menjadikan
hasil pertanian ramah lingkungan ini semakin diminati. Adapun Alasan Konsumen
Indonesia Membeli Pangan Organik karena menyehatkan lebih tinggi yakni 87,1%.
Dengan demikian, prospek pengembangan pertanian sehat sangat menjanjikan baik
dari sisi kebutuhan konsumen maupun lingkungan
B.
Strategi
Memperoleh Keunggulan Pertanian Indonesia
Visi pertanian Indonesia adalah menjadi pertanian
tangguh dan modern berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam dan genetik secara
berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan
bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing global.
Untuk mencapai visi tersebut strateginya meliputi:
1. Pengembangan Sumberdaya Manusia. Pengembangan SDM
pertanian tidak hanya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dalam penerapan
teknologi pertanian, tetapi juga untuk meningkatkan motivasi dan persepsi
tentang pertanian modern, dan juga untuk perbaikan moral, transformasi tradisi
dan kultur menjadi pertanian berbudaya industri.
2. Penyempurnaan Kelembagaan Petani dan
Pertanian. Salah satu penyebab rendahnya daya saing pertanian Indonesia
adalah sempitnya lahan pertanian yang dikelola petani.Dalam kondisi seperti
itu, petani pada umumnya mengelola lahan sempitnya secara sendiri-sendiri,
tidak ada konsolidasi dalam pengelolaan lahan. Karena itu kelembagaan
petani juga harus disempurnakan. Rekayasa sosial, penguatan kelembagaan,
dan pendampingan oleh pakar menjadi kunci penting untuk peningkatan daya saing
produk pertanian Indonesia. Rekayasa sosial seperti pengembangan Komunitas
Estate Padi (KEP) yang sedang dikembangkan oleh Faperta IPB, program sarjana
masuk desa yang dikembangkan LPPM dengan BULOG, dan aktivitas sejenisnya perlu
dikembangkan untuk pemberdayaan dan peningkatan mutu SDM pertanian.
3. Peningkatan Produktivitas dan
Efisiensi. Produktivitas dan efisiensi dapat ditingkatkan antara lain
dengan penerapan teknologi yang tepat. Good Agriculture Practices, Good
Handling Practices, dan Good Manufacturing Practices, menjadi
salah satu pilar dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Untuk
mendukung hal tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang memadai, antara
lain adalah: peta perwilayahan komoditas, sumber air irigasi yang
mencukupi, jalan usahatani yang mendukung penyaluran hasilpertanian, perusahaan
pembibitan yang profesional, laboratorium analisis tanah, stasiun meteorologi
yang dapat memberikan informasi cuaca yang dapat diandalkan, klinik tanaman,
laboratorium pengendali kualitas dan sarana pasca panen dan gudang yang memadai.
4. Peningkatan Nilai Tambah Produk
Pertanian. Peningkatan nilai tambah diarahkan kepada peningkatan
pendapatan masyarakat petani dan perdesaan di luar kegiatan on farm, sekaligus
mendukung kebijakan lahan pertanian, dengan banyaknya peluang pendatan dari
kegiatan off farm. Peningkatan nilai tambah dapat dicapai melalui Pengembangan
industri pertanian, pengembangan infrastruktur pertanian dan pedesaan,
penguatan kelembagaan, profesionalisme tenaga kerja, sistem mutu produk
pertanian, dan peningkatan daya saing produk dan pemasaran.
5. Usaha untuk Kemandirian Pangan. Strategi kemandirian
pangan diarahkan pada pemenuhan pangan nasional secara mandiri berdasarkan
sumberdaya alam, kemampuan produksi dan kreativitas masyarakat. Keanekaragaman
pangan ditingkatkan baik sumber maupun bentuk dan citarasa hasil olahan dengan
basis tepung sebagai produk antara bahan pangan. Kemandirian pangan diupayakan melalui diversifikasi
pangan, pengembangan infrastruktur pertanian dan pedesaan dan pengembangan
budaya industri di pedesaan. Dengan
keberhasilan diversifikasi pangan, konsumsi beras diperkirakan akan turun
menjadi 90 kg/kapita/tahun.
6. Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Produktif dan
Lestari. Pengelolaan lingkungan hidup yang produktif dan lestari diarahkan
untuk terpeliharanya daya dukung lingkungan dengan produktivitas yang tinggi
secara berkelanjutan, keaneka ragaman hayati serta keseimbangan interaksi
antara semua unsur dan faktor lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang produktif
dan lestari dilaksanakan melalui upaya pengembangan sumberdaya alam secara
lestari, pemberdayaan masyarakat, reklamasi lahan, perluasan areal pertanian
dan pengadaan lahan pertanian pangan abadi.
7. Penyempurnaan
Sistem Pemasaran Produk Pertanian. Perlu dilakukanj pemberdayaan rantai
pasar dengan Penerapan Supply-Chain Management, sehingga tipe dan
karateristik hubungan bisnis berubah dari tipe transaksional menajdi tipe
partneship sperti pada Gambar 1. Sehingga
rantai pasokan ideal seperti pada Gambar 2 bisa tercapai.
8. Kebijakan Makro yang Mendukung Pertanian. Untuk
mendukung semua hal di atas, perlu kebijakan makro yanh mendukung pertanian,
ialah: (a) pertanian menjadi platform pembangunan nasional, (b) akses pertanian
terhadap lahan, modal, teknologi dan informasi memadai, (c) infrastruktur
pertanian dan yang mendukung pertanian dikembangkan, (d) sektor industri dan
jasa berkembang dengan pesat sehingga mampu menyerap tenaga kerja dari
perdesaan dan sektor pertanian, (e) dilakukan pemberdayaan masyarakat
perdesaan.
BAB III
SEKILAS TENTANG JAVARA
A.
Pendiri JAVARA
Helianti Hilman,
pendiri perusahaan bumbu lokal Javara Authentic Indonesia, sekaligus praktisi
urban farming di rumah, merasakan nikmatnya punya dapur hijau. Pengalaman
mengembangkan pertanian di ragam pelosok Indonesia dan menjadi ketua Slow Food
Indonesia membuatnya akrab dengan urusan kebun. Ia bahkan mensuplai kebutuhan
beras bayinya dari padi yang ditanam dalam pot.
Produksi
rempah di rumah Heli juga surplus. “Jika kebutuhan keluarga sudah tercukupi,
kelebihan panen seperti jahe, kunyit, dan saya keringkan lalu diolah lebih
lanjut menjadi produk minuman dan dijual di bawah label Javara,” cerita wanita
yang
Oktober
ini ikut serta dalam festival slow
foodbertajuk Terra Madre bersama ribuan petani yang mempraktekkan pertanian
berbasis kearifan lokal dari 150 negara
B.
Produk Javara
1.
Beras
a.
Cempo Merah
Beras Merah mengandung unsure selenium yang dapat mencegah
timbulnya radikal bebas perusak membra sel sehingga baik untuk mencegah kanker
dan penyakit degenerative lainnya. Kandungan karbohidrat Beras Merah lebih
rendah dari beras putih, tetapi mengandung energy lebih besar. Dalam bentuk
pecah kulit, beras ini bermanfaat untuk menekan gula darah sehingga cocok untuk
penderita diabetes. Setelah dimasak, Beras Merah memiliki butiran bulat besar,
rasa seperti jagung dan agak berderai, cocok untuk nasi goreng, makanan berkuah
atau menu tradisional seperti nasi merah dengan lauk ayam goreng dan urap.
b.
Andel Abang
Manfaat beras andel abang untuk kesehatan :
1.
Menjaga
kesehatan saluran pencernaan
Manfaat beras merah untuk kesehatan pencernaan
ini karena dalam beras merah mengandung banyak serat sehingga sangat bagus
untuk kesehatan pencernaan anda. Tentunya kadungan ini sangat berbeda jika
dibandingkan beras putih yang hanya mengandung karbohidrat sederhana dan pada
beras merahmengandung karbohidrat kompleks yangjuga baik untuk kesehatan.
2.
Mengurangi
resiko terkena penyakit kolesterol
Manfaat beras merah untuk kesehatan ini karena senyawa yang ada dalam beras merah mampu menurunkan kadar kolesterol jahat. Dengan mengonsumsi nasi merah, maka akan membantu meningkatkan level kolesterol baik. Oleh sebab itu beras merah dapat menjadi makanan pokok dan sumber karbohidrat yang baik bagi kesehatan tubuh.
Manfaat beras merah untuk kesehatan ini karena senyawa yang ada dalam beras merah mampu menurunkan kadar kolesterol jahat. Dengan mengonsumsi nasi merah, maka akan membantu meningkatkan level kolesterol baik. Oleh sebab itu beras merah dapat menjadi makanan pokok dan sumber karbohidrat yang baik bagi kesehatan tubuh.
c.
Jowo Melik
Beras Hitam mengandung anti-oksidan kuat melawan radikal bebas dan
mengurangi kerusakan sel akibat paparan sinar UV. Kandungan zat kalium dan
magnesium dalam beras hitam juga bermanfaat bagi pengontrolan tekanan darah dan
mengurangi resiko terserang penyakit pembuluh darah otak dan jantung.
Beras hitam juga bermafaat untuk meningkatkan ketahanan tubuh, memperbaiki
kerusakan sel hati, mencegah gangguan fungsi ginjal, mencegah tumor/kanker,
memperlambat penuaan, dan mencegah amenia. Beras ini merupakan beras khas dari
Yogya Jawa Tengah, dibudidayakan secara terbatas oleh kelompok tani tertentu
dan memerlukan masa tanam yang lebih panjang disbanding beras-beras yang
popular lainnya.
d.
Menthik Susu
Menthik Susu merupakan beras pilihan sehat yang dibudidaya secara organis,
dan tidak terpapar oleh bahan kimia dari pestisida, pupuk maupun bahan aditif
pada saat proses produksi.Menthik Susu merupakan beras khas daerah yogya dan
sekitarnya. Memiliki butiran kecil berwarna putih susu, Menthik Susu merupakan
beras yang gurih dan sangat pulen (cenderung agak lengket) sehingga cocok
bagi konsumen penggemar beras Jepang. Menthik Susu memiliki kandungan energi
tinggi sehingga cocok untuk konsumen yang banyak melakukan aktifitas fisik.
2.
Gula Kelapa
Dihasilkan
dari kristalisasi nira kelapa yang dibudidaya secara organik. Gula ini kaya
akan kandungan kalsium, fosfor, besi dan bahkan protein dan lemak yang tidak
didapat dari gula tebu yang sangat bermanfaat.
C.
Prestasi Javara
Javara adalah produsen produk alami nusantara yang dikelola
secara organik dan mengutamakan eksplorasi warisan bahan-bahan pangan dan
rempah-rempah khas Indonesia yang dikembangkan dengan menarik. Bayangkan,
mereka punya 200 varian produk organik dari seluruh Indonesia dalam bentuk
beras, minuman, bumbu-bumbu dan berbagai macam tepung.
Produsen bahan tradisional bukan berarti cara jualannya juga
tradisional, kita bisa beli online barang-barang mereka atau kalau kamu belum
familiar, silakan mampir ke supermarket besar Grand Lucky atau Kem Chicks
(Pacific Place) atau Carrefour besar untuk lihat-lihat produk Javara apa yang
perlu kamu beli untuk kebutuhan dapurmu.
Dengan kemasan yang gaya, harga produk Javara sangat
terjangkau dan buat kantong lokal banget. Menarik ya? Biasanya untuk
tepung-tepungan antara Rp 21.000,- - Rp 50.000,- untuk yang kiloan. Lalu untuk
bumbu-bumbu dapur antara Rp 6.500,- - Rp 16.000,- so, silakan lihat website-nya
di www.javara.co.id atau langsung saja datang ke TKP-nya di supermarket
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar