Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Tulisan ini bukan untuk memojokkan siapapun dan jangan berpikir sinis dulu sebelum kamu benar-benar membaca isi dari tulisan ini. Tulisan ini murni dari apa yang saya alami sebagai seorang wanita yang berada di lingkungan agamis selama tahun 2010 sampai sekarang, 2019. Sembilan tahun lamanya, saya hidup diantara lingkungan orang-orang (mungkin orang diluar menyebutnya) agamis, bermula dari merantaunya saya di Bandung dan berkuliah di sebuah kampus bernama IT TELKOM (sekarang UNIVERSITAS TELKOM). Jujur, saya tak mengenal siapapun disana, sampai akhirnya saya tercebur pada sebuah lingkaran para aktivis Islam/ rohis. Mulai dari liqo wajib, liqo lanjutan, sampai masuk dalam organisasi lembaga dakwah kampus disana. Karena alasan itu, otomatis saya sangat sering bersinggungan dengan wanita-wanita rohis yang biasa di sebut "AKHWAT". Bahkan teman dekat saya termasuk seorang akhwat.
Baca juga :
Lirik dan Terjemah Sholawat Ya Hanana
Nggak semua cewe bisa dipanggil akhwat. Nggak semua cewe rohis dipanggil akhwat. Dan nggak semua yang dipanggil akhwat itu pantas dipanggil akhwat. Ini dia ciri-ciri akhwat yang diyakini banyak orang diluar sana :
Biasanya ikut organisasi islam
Selalu pakai rok panjang, kerudung/jilbab panjang
Nggak pacaran
Rajin ibadah
Ada lagi? Kamu bisa tambahin di kolom komentar, ya.
Nah selama 9 tahun itulah saya juga disebut sebagai akhwat. Di tulisan ini saya nggak membahas tentang 4 poin di atas. Tapi saya lebih menekankan KESAN NEGATIF ORANG-ORANG DI LUAR KEPADA PARA AKHWAT TERUTAMA TENTANG PENAMPILAN MEREKA.
|
Akhwat original, kecuali yang kerudung abu-abu |
FASHION DISASTER
Pada tahun 2010, industri fashion syar'i tidak semarak di tahun ini. Di tahun tersebut, fashion muslimah lebih cenderung ke model kurang syar'i, jadi akhwat pada tahun itu kurang mempunyai selera fashion yang baik, bahkan cenderung MEMAKAI BUSANA TABRAK LARI.
Yepp!! Memang junjungan kita Aisyah ra, tidak pernah muluk-muluk soal pakaian, apalagi mempadu padankan kerudung dengan gamis. wkwkwkwk. Tapi please, JADI AKHWAT JANGAN KOLOT. Tahukah kamu kalau penampilah itu juga menunjang dakwah kita. Walaupun hasil dari dakwah adalah hak prerogatif Allah subhannahu wa ta'ala, tapi kita wajib ikhtiar terhadap dakwah itu sendiri.
|
Akhwat Petualang |
Loh loh!! Kok bawa-bawa nama dakwah sih... Ya karena berbicara tentang "AKHWAT" di kampus itu tidak bisa lepas dari kata "DAKWAH". Sebagian besar dari mereka adalah aktivis dakwah yang sering bikin acara-acara islami di kampus.
Dalam dakwah, kita tidak bisa memandang sesuatu (misal objek dakwah) dalam satu sudut pandang saja. Sebagai akhwat, kita memandang orang yang akan kita ajak (didakwahi) dengan pandangan yang jika diterjemahkan "Yang penting kita mengajarkan sesuatu yang benar dan menyenangkan". Tapi, satu hal yang lupa untuk digarisbawahi, bahwa yang dimaksud "menyenangkan" oleh para aktivis akhwat, belum tentu menyenangkan menurut orang lain. Oleh karena itu, para akhwat perlu memandang dari sisi yang berbeda. Cobalah anggap dirimu sebagai "orang diluar akhwat", apa yang mereka anggap menyenangka?. Wanita seperti apa yang bisa membuat mereka berkata "wah cewek ini sahabat gue banget karena dia menyenangkan, gue betah lama-lama sama dia" ?
Banyak banget orang di luar sana, cowok maupun cewek yang beranggapan bahwa akhwat itu kalau pake baju "ngasal" aja. Kerudung kuning, baju kotak-kotak, rok batik. Hmmm ramenya kayak toko kain ya. Jadi, orang diluar sana berasa eneg juga lihatnya. Para akhwat berdakwah membawa Islam yang indah, tapi mereka sendiri berpakaian tidak indah dipandang mata.
|
Akhwat yang pinternya kebangetan |
Berpakaianlah yang "MATCH", nggak perlu fashionable. Ketahui kombinasi warna-warna yang cocok. Kalau mumet dengan semua itu, koleksi aja baju-baju/kerudung berwarna netral/aman, seperti hitam, navy, abu-abu, coklat susu, dan putih. Jual atau hibahkan baju "obar-abir" yang sulit di pasangkan dengan baju yang lain.
BAU "KETTY PERRY"
Apa sih bau ketty perry itu? Baunya penyanyi kayak apa sih? Ketty Perry disini bukan penyanyi ya, tapi "KETEK". Akhwat aktivis pasti punya segudang kesibukan apalagi kuliah di kampus Telkom yang katanya "masuk gampang, keluar susah". Tugas bejibun, kegiatan lab, organisasi, liqo, BEM, dll membuat dirinya kurang merawat diri. Ini bukan boongan loh!! Saya disini berbicara fakta sesuai dengan apa yang saya lihat. Saya punya teman akhwat. Dia aktif BEM, lab, dan liqo. Saking sibuknya, dia selalu pulang malam, dan nggak pernah mandi sore, dongggg... Kadang juga gak sempet mandi pagi karena ada kuliah pagi, apalagi udara pagi kota Bandung bikin males mandi, ye kannnn.. wkwkwk.
Alhasil ya gitu deh. Jujur saja saya eneg juga liat dia, memang sih dia enggak bau ketek, tapi ya masak image akhwat yang mengajarkan Islam yang Indah seperti itu.
|
Akhwat panutan dalam berpakaian, kalau ini nyambung kok bajunya. hehe |
Pernah juga saya syuro (rapat LDK) jam 6 pagi, ada teman saya yang ternyata bau ketek banget sampai ruangan itu bau keteknya dia doang. Sumpah pengen muntah rasanya. Saya yakin, dia nggak mandi pagi. Jikalau dia mandi pagi, pasti dia nggak ganti baju. PLEASEE.... AKHWAT JANGAN BAU!!!
Satu lagi pengalaman saya, saat itu ada acara Muqoyyam Al Qur'an di Masjid Syamsul Ulum. Dimana kami harus menginap di masjid. Paginya kami dipersilakan untuk pulang sebentar untuk mandi dan ganti baju. Saya pun melakukannya. Ternyata ada panitia yang mungkin saking sibuknya SAYA JAMIN DIA KAYAKNYA NGGAK MANDI karena dia bau ketek parah walaupun dia ganti baju.
See??? Itu adalah pendapat saya yang sesama akhwat (orang bilang saya akhwat. wkwkwk) bahwa hal tersebut sangat mencoreng image keindahan islam yang mereka coba bawa. Lalu seperti apa pandangan orang diluar sana jika tau hal seperti ini? Apa tanggapan mereka. Jangankan menerima dakwah Islam dari para akhwat, mendekat saya tutup hidung.
Bukan saya menyuruh kalian untuk memakai parfum, karena pakai parfum keluar rumah untuk wanita hukumnya haram (S&K berlaku). Tapi cobalah untuk menjaga kebersihan tubuh. Mandilah 2x sehari walaupun tidak berkeringat. Dan pakailah deodoran. Ganti baju secara berkala, jangan menunggu sampai bau, baru kalian ganti. Bila perlu, tambahkan pewangi pakaian saat mencuci baju.
AIR WUDHU = SKINCARE
Saya tahu, membasuh muka dengan air apalagi minimal 5x sehari sangat baik untuk kesehatan kulit wajah karena air mengandung molekul-molekul oksigen yang baik jika terkena kulit. Tapi bukan berarti kamu harus menolak kenyantaan kalau air wudhu aja itu nggak cukup. Jaman rasulullah, sahabat, tabi'in, dan tabi'in tabi'in dulu belum ada yang namanya asap pabrik, polusi kendaraan bermotor, lapisan ozon belum bocor, dll. Palingan terkena debu-debu syantiek nan mandjha aja, itu bisa dibersihkan dengan air wudhu. Lah sekarang??? Revolusi industri sudah terjadi. Polusi dimana-mana, efek rumah kaca membuat lapisan ozon pada atmosfer bocor sehingga sinar UV A/UV B mampu menembus sampai permukaan bumi dan kamu masih hanya mengandalkan air wudhu untuk pengobatan jerawatmu atau komedo hitam di hidungmu? COME ON, GIRLS!!! Beda jaman, beda penanganan, karena masalah yang ada sekarang ini lebih kompleks terutama masalah kulit wajah. Kita juga nggak pernah tahu Aisyah ra dan Fatimah ra pernah jerawatan atau enggak, karena nggak ada riwayatnya juga kan. Jadi jangan terlalu idealis berkata "sumber kecantikan utama adalah air wudhu". Kalau kecantikan yang dimaksud adalah "INNER BEAUTY" mungkin benar adanya, tapi kalau jerawatan semuka, masa juga masih kekeuh cuma pakai air wudhu?
Lalu aku adalah akhwat yang seperti apa?
Sebenarnya aku ini adalah akhwat gadungan, yang sama sekali jauh dari kesan akhwat.
Hmmmm. Sama aja dong.
Dulu saya pun seorang akhwat yang cuek seperti di atas. Tapi jangan suuzon, aku mandi sehari 2x kok. Dan selalu ganti baju secara teratur. Tapi dulu aku jarang banget pake deodoran, sampai suatu saat saya pernah ditegur oleh teman kelas yang berjenis kelami cowo, kalau saya bau ketek. Whattt!!!
|
Akhwat sudah dewasa |
But, Thanks GOD!! Alhamdulillah Engkau memberi petunjuk dan teguran melalui teman saya ini. Memang dia dan saya sangat beda. Teman cowo saya ini bersih banget, dia bahkan ngajarin saya cara pake deodoran (wajib) yang benar dan dia menyarankanku pakai parfum. Katanya, aroma parfum itu bikin mood jadi menyenangkan. Finally, aku beneran pakai deodoran dan parfum dongg... Yang pasti tujuan saya beli parfum adalah seperti teman saya tadi, agar mood saya menjadi baik karena mencium aroma yang sedap dari diriku sendiri. Jujur saja, saya pakai parfum bukan untuk menarik perhatian orang lain. Karena saya ingin sekali jadi seorang muslimah yang aware akan kebersihan dan keindahan. Sedangkan soal hukum memakai parfum untuk muslimah, sebenarnya memang NGGAK BOLEH. Tapi, namanya juga manusia nggak sempurna. Saya mulai 2019 ini sudah mengurangi memakai parfum walaupun sebenarnya aku sangat seneng banget pakai parfum. Saya membatasi pemakaian parfum hanya di dalam rumah saja, padahal belum punya suami. Tujuannya apa? Yang seperti itu tadi, aromanya bisa membuat mood jadi baik. :)
Bagaimana dengan skincare? Jujur nih, aku ini skincare-holic. Alasannya? Karena dengan wajah yang bersih (walaupun hati ini nggak bersih), bisa memancarkan energi positif kepada lawan bicara kita dan orang lain di sekitar kita. Bayangkan kalau muka kita belang atau jerawatan sampai bernanah (nauzubillah)? Orang yang liat pasti rasanya pengen banget menggunjing dan berkata kasar, kan? (wkwkwkwk, lebay beuttzz).
|
Ilustrasi Akhwat (ini mah keluarga saya) |
Saya mengenal make up saat kerja saja, itupun hanya pensil alis dan lipstik. Saya bukanlah orang yang selalu pede dengan muka polos saya. Karena saat saya tampil "polosan", orang-orang mengira saya lagi SAKIT atau BELUM MANDI. Makanya minimal saya pakai lipstik biar muka agak seger. Dan saya memakai make up bukan untuk menarik lawan jenis. Menurut saya, nggak penting banget menarik lawan jenis dengan cara seperti itu. Nggak ada kerjaan lain aja. Merias wajah bagi wanita itu untuk kepuasan dia sendiri bukan untuk pengakuan ke orang lain.
HIDUP MINIMALIS ALA RASULLAH ~= HIDUP CUEK SEADANYA
Memang benar Rasulullah mengajarkan untuk hidup sederhana, tapi sederhana itu tidak sama dengan cuek. Hiduplah sederhana tanpa harus membuat risih orang lain. Jadikan keberadaanmu menyenangkan diantara objek dakwahmu. Kalaupun mukamu jelek, poles penampilanmu dengan penampilan yang bersih, rapi, dan enak dipandang. Jadi seorang muslim itu harus bersih lahir batin. Sehat lahir batin, karena itu menunjang kualitas hidup kita terutama kualitas dakwah kita. Tak apa jika kalian mencontek hidup Rasulullah yang sederhana, tetaplah hidup sederhana sesuai dengan jamannya, bukan malah kolot, kuno, dan yang paling berbahaya adalah CUEK.
|
Akhwat berprestasi dan penerus umat |
Ingatlah, selain Rasulullah ada juga tauladan kita yaitu Walisongo. Saya sempat mendengar kajian dari Ustad Salim A. Fillah tentang penyebaran Islam di Jawa oleh Walisongo. Ternyata yang membuat penduduk pribumi tertarik oleh ajaran Islam yang dibawa oleh Walisongo ini selain akhlakny yang sangat baik. Beliau-beliau juga berpenampilan menarik. Coba saja kalian bayangkan, Walisongo (Syekh Maulana Malik Ibrahim) adalah seorang habaib (cucu Rasulullah saw) yang pasti wajahnya tampan, perawakan tinggi, hidung mancung. Dan ternyata beliau adalah orang yang sangat santun dan rapi dalam berpakaian. Beliau senantiasa memakai wewangian sehingga orang-orang sangat senang dekat dengan beliau.
See? Penampilan adalah juga salah satu kunci utama berdakwah.
Teman-teman, artikel ini hanya untuk sharing saja, saling mengingatkan. Yuk jadi pribadi yang lebih bersih dan rapi. Karena kebersihan adalah sebagian dari iman.
Wassalamu'alaikum wr wb
Catatan : foto-foto di atas bukanlah gambaran dari akhwat yang sedang saya ceritakan di artikel ini.