"Dari Amirul mukminin Abu Hafsh, Umsr bin Khsththab ra. Beliau berkata," Aku mendengar Rasulullah saw bersabda, "Segala ama ltu tergantung niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya iu kepada Allah dan Rasul-Nya dan barangsaiapa hijrahnya karena dunia ia nikmati atau karean wanita yang hendak ia nikahi maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya."
" Segala amal tergantung niatnya "
Kalo diliat dari kalimat ini nich "segala amal hanyalah tergantung pada niatnya". Maksudnya dari amal di sini tuh semua amal. Mudahnya, gak dianggap amal nich kalo gak dibarengin ama niat. Kayak waktu wudhu, mandi (janabah), tayyamium, shalat, zakat, puasa, haji, i'tikaf, dan seeeemuuuuaaaa ibadah yang laen. Tapi nich ada something, ngilangin najis tuh gak perlu niat, coz perbuatan itu artinya meninggalkan sesuatu (najis).
Lagi-lagi beda pendapat nich para ulama. Ada ulama yang mempersyaratkan niat dalam suatu amal, jadi amal itu dianggep sah kalo diawalin ama niat. Ada juga yang berkata laen, kalo niat tuh adalah kesempurnaan amal(bukan syarat sah amal).
"Dan setiap orang mendapatkan apa yang ia niatkan atasnya"
Kalimat ini lebih mengkhususin dari kalimat yang awal tadi. Contoh nich, jika ada orang yang mau mengqadha sholatnya yang udah ditinggal, tapi gak cuma niat qadha aja, tapi juga kudu jelas niatnya, apakah itu sholat dhuhur, asar, atau yang laen.
"Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nys, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasulnya"
Artinya : barangsiapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasulnya dengan niat kesengajaan, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya secara hukum dan syar'i
Yang tetep nggak ngerti, pikir sendiri yah. ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar