Pages - Menu

04 Desember, 2013

Kisah Ashabul Ukhdud (Orang-Orang yang Membuat Parit)

          Kisah ini terjadi setelah masa Isa as, yaitu pada masa transisi, saat itu tidak ada rasul dan nabi. Di dalam kisah ini tidak ada nama raja, penyihir, pendeta, dan pemuda. Tidak ada pula nama pengikut dan tidak ada nama tempat kejadian itu. Karena tidak tercantum dalam Al Qur'an dan Al Hadist, akan tetapi ada beberapa atsar yang menyatakan bahwa nama pemuda itu adalah Abdullah bin Ats-Tsamir. Jika dalam penyebutan nama-nama itu ada manfaatnya, pastinya di sebutkan di dalam Al Qur'an dan Al Hadist. Bisa jadi Abdullah bin Ats-Tsamir itu benar-benar namanya, tetapi iman lebih agung dari sekedar mengetahui nama tempatnya.

          Inilah kisah dimana terdapat siksaan orang-orang mukmin yang benar-benar beriman kepada Allah swt. Ada seorang raja. Dia mempunyai seorang penyihir. Tatkala usianya sudah sangat lanjut, dia berkata kepada rajanya untuk mencari pemuda untuk menjadi penggantinya. Dia berkata ,"SEsungguhnya aku sudah tua, maka utuslah kepada seorang anak muda agar aku ajarkan sihir kepadanya." Maka raja seketika mengutus seorang anak muda agar diajari sihir.
          Ketika berada diperjalanan, pemuda itu bertemu dengan seorang pendeta. Dia pun duduk dan mendengar perkataan pendeta sehinggan membuatnya kagum. Setiap dia akan mendatangi penyihir itu, dia pasti melewati pendeta tadi dan duduk bersamanya. Ketika dia mendatangi penyihir, penyihir memukulnya. Dia pun mengadukan hal tersebut kepada pendeta, kemudian pendeta berkata,"Apabila kamu takut kepada penyihir itu, maka katakan padanya, "Keluargaku menahanku"." Dan apabila kamu takut kepada keluargamu, maka katakan,"Si Penyihir menahanku."
          Tatkala dia dalam keadaan seperti tadi, dia melihat ada sekelompok manusia yang terperangkap oleh binatang buas, dan dia berkata,"Hari ini aku akan mengetahui siapa yang lebih baik, penyihir ataukah pendeta?" Kemudian dia mengambil batu dan berkata," Ya Tuhan, jika urusan pendeta lebih baik dari urusan penyihir maka bunuhlah binatang itu hingga orang-orang itu bebas." Kemudian pemuda itu melemparkan batu ke arah binatang buas dan seketika hewan itu mati. Dengan demikian dia menemui pendeta dan menceritakan kejadian tadi. Si pendeta berkata," Hai anakku, kamu hari ini lebih baik dari aku, aku melihatmu telah sampai pada suatu kedudukan dan kamu akan diuji, maka apabila kamu diuji janganlah mengadu padaku. 
          Setelah itu pemuda bisa menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta dan mengobati segala macam penyakit. Suatu hari, pengikut raja yang buta mendengar kabar tersebut, maka dia pun menyodorkan hadiah yang banyak dan berkata, " Hadiah ini tidak seberapa dan akan aku berikan kepadamu. jika kamu menyembuhkanku." 
Pemuda itu menjawab," Sesungguhnya aku tidak menyembuhkan penyakit, dan yang menyembuhkannya adalah Allah, maka apabila kamu beriman kepada Allah, niscaya Dia akan menyembuhkanmu." 
Kemudian pengikut raja duduk bersama raja, maka sang raja bertanya, " Siapakah yang mengembalikan penglihatanmu?"
Dia menjawab,"Tuhanku." 
Raja berkata lagi," Apakah kamu mempunyai Tuhan selain aku?" 
Dia menjawab lagi, " Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah."
Maka sang raja memenjarakan dan terus menyiksannya sampai dia memberitahu siapa pemuda yang menyembuhkannya. Maka pemuda itu ditemukan dan sang raja berkata lagi," hai anak muda, sihirmu telah sampai menyembuhkan orang buta dan penyakit kusta, kamu lakukan terus menerus."
Pemuda itu menjawab,"Sesungguhnya aku tida menyembuhkan penyakit. Allah yang menyembuhkannya."
Maka sang raja memenjarakannya dan terus menyiksanya sampai dia mengetahui siapa pendeta itu. Maka pendeta itu ditemukan dan dikatakan lagi kepadanya,"Keluarlah dari agamamu." Si pendeta enggan, maka sang raja pun mengambil gergaji dan dipotogng kepala pendeta itu hingga putus. Raja memotong kepala-kepala orang yang tidak mau keluar dari agama Allah. 
          Kemudian didatangkan lagi sang pemuda dan berkata,"Keluarlah dari agamamu." Pemuda itu juga menolak. Kemudian raja memerintahkan pasukannya untuk membawa pemuda itu ke puncak gunung dan apabila pemuda masih menolak,maka buang saja. Pemuda itu seraya berdoa,"Ya Tuhanku, tutupilah mereka dengan kehendak-Mu." Maka seketika gunung itu bergoncang dan pasukan terjatuh semua. Pemuda mendatangi raja dan raja berkata," Apa yang dilakukan sahabat-sahabatmu?". Dia menjawab,"Allah telah mengkafani mereka.". Raja tetap teguh dan menyuruh pasukan lainnya untuk membawa pemuda ke tengah laut. Apabila pemuda itu masih menolak,maka tenggelamkan saja. Pemuda itu berdoa lagi,"Ya Tuhanku, tutupilah mereka dengan kehendak-Mu." Maka Allah membalikkan perahu dan menenggelamkan pasukan raja. Raja berkata,"Apa yang dilakukan sahabat-sahabatmu?" 
Dia menjawab,"Allah telah mengkafani mereka. Sesungguhnya kamu tidak bisa membunuhku hingga kamu melakukan apa yang aku suruh."
Raja bertanya,"Apakah itu?"
Dia menjawab,"Kamu kumpulkan orang-orang ditempat terbuka. Salib aku pada batang pohon dan panah aku seraya katakan,"Dengan menyebut nama Allah "
Raja pun melakukannya. Seketika pemuda itu mati. Orang-orang berkata," Dengan menyebut nama Tuhan si pemuda ini, kami beriman kepada Tuhan pemuda ini." Maka datanglah raja dan berkata, "Apakah kamu melihat apa yang telah kamu takutkan, dan Allah telah menurunkan ketakutanmu, orang-orang telah beriman."
          Sang raja menyuruh untuk membuat parit yang di dalammnya terdapat api yang meyala. barang siapa masih beriman kepada Allah, maka harus dibuang ke dalam parit tersebut. Maka mereka melaksanakan perintah raja hingga datang seorang wanitu yang menggendong anaknya. Wanita itu ragu untuk masuk ke dalam parit. Anaknya berkata,"Wahai ibuku bersabarlah, sesungguhnya kamu dalma keadaan benar."



Dikutip dari buku "KISAH-KISAH DALAM AL-QUR'AN"